Pulang dari kampus tadi, sekitar jam
14.00 WIB. Entah mengapa hatiku deg-degan. Gelisah. Aku sendiri tidak paham,
dari mana datangnya gelisah mengapa dia harus sampai hadir. Aku cuma tahu,
debar jantungku tidak enak. Terasa sekali tanganku gemetar dan mendingin.
Segala hal menjadi tidak enak. Duduk tidak nyaman, tidur pun tidak
menyenangkan. Kepala ini pusing sekali. Sangat L !!!
Entah apa yang terasa. Apakah ini yang disebut firasat buruk?
Rasaku tidak. Tidak ada firasat buruk apa-apa.
Aku pun sekarang demikian. Gelisah. Gundah-gulana.
Berdebar-debar jika mengingat semuanya!!
Kadang aku merasa aneh terhadap diriku sendiri. Ketika aku
berdekatan dengan orang-orang, aku mulai seperti menghisap segala
keburukan-keburukan mereka. Ketika ad beberapa teman yg memiliki nasib buruk
tentang percintaan dan bercerita kepadaku tentang nasib buruk mereka, maka
dalam beberapa waktu, kisah-kisahku akan menjadi mirip dengan kisahnya.
Kadang aku merasa, hidupku ini seperti pola berulang. Hanya
pemerannya yang diganti. Dulu aku yang bertindak sebagai subyek, sekarang aku
yang menjadi obyek. Karenanya, jika menilai sebuah peristiwa dari kondisi yang
aku alami tempo dulu, maka aku akan berusaha agar bermain indah dan cantik
dalam episode kali ini.
Misal. Jika dulu aku yang terluka karena aku sebagai subyek.
Dalam episode kali ini sebisa mungkin seseorang tidak terluka oleh tindakanku
karena dia yang berperan sebagai subyek dan aku obyeknya.
Ah, cerita mulai mengambang. Namun, gelisah ini belum lagi
berhenti. Hatiku masih berdebar tak menentu. Kepala belakang persis di belakang
telingaku sakit sekali. Leherku pegal-pegal. Segala hal yang lalu-lalang di
depanku menjadi tidak rasional. Aku takut, dengan kondisiku yang sekarang,
keputusan yang kuambil dalam berbicara, berdialog, atau memutuskan sesuatu
adalah sesuatu yang terjadi dengan dasar perasaan yang telah terkontaminasi oleh
rasa gelisah, bukan lagi nalar yang bersih dan mampu berpikir dengan rasio yang
alamiah.
Saat cerita ini aku posting. Gelisah itu masih tetap ada. Belum
berhenti. Aku cuma berharap, semoga segera jeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar